Maju Indonesiaku --- Dengan perkembangan teknologi yang berkembang sangat pesat seperti sekarang ini, permainan tradisional sangat jarang kita temukan di desa apalagi di daerah perkotaan. Ada puluhan bahkan ada ratusan permainan tradisional yang ada, orang tua seolah-olah tidak memperhatikan atau cenderung seolah-olah tidak mampu mengarahkan anak-anak mereka untuk melakukan permainan. Padahal permainan tradisional ini lebih menonjolkan permainan kelompok yang membutuhkan kekompakan dan kebersamaan, dan secara tidak langsung mendidik anak itu lebih bisa mengenal lingkungannya yang majemuk, bergaul dengan tidak memandang status sosial dan kebersamaanya, kesetiakawanan dengan suasana ceria di lingkungan mereka.
Meong-meongan |
Permainan Tradisional di Bali juga hampir jarang kita temui, mungkin di beberapa desa masih bisa ditemui, atau dalam event-event tertentu seperti dalam pesta kesenian Bali yang dirayakan setahun sekali. Padahal pertunjukan yang selalu dipentaskan dalam event tersebut sangat disukai anak-anak bahkan dijadikan tontonan wisata yang unik bagi tamu mancanegara.
Salah satu permainan tradisional adalah permainan Meong-meongan. Meong-meongan merupakan salah satu permainan tradisional yang umum dimainkan oleh anak-anak di Bali diiringi oleh nyanyian lagu meong-meongan. Permainan ini menggambarkan usaha dari si kucing atau dalam bahasa bali disebut dengan meng untuk menangkap si tikus atau bikul.
Dalam permainan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 8 orang dimana 1 orang akan berperan sebagai si tikus atau Bikul dan 1 orang lagi berperan sebagai Meng (kucing) dan yang lainnya berperan untuk melindungi Bikul dari Meng dengan cara membentuk lingkaran kemudian si Bikul berada di dalam lingkaran, sedangkan Meng berada di luar lingkaran. Meng akan berusaha untuk menangkap si Bikul. Anak-anak yang membentuk lingkaran akan berusaha untuk menghalangi Meng masuk ke dalam lingkaran. Si Meng baru boleh menangkap si bikul ketika lagu sudah pada kata-kata Juk-Juk Meng Juk-Juk Bikul.
Posting Komentar